Selamat Milad
PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH
8 Dzulhijjah 1330H – 8 Dzulhijjah 1441H

*Belajar pada KHA Dahlan.*
*(Menyambut Milad Muhammadiyah 8 Dzulhijjah 1330-1441 H)*

111 tahun yg lalu, bahkan tahun2 seblmnya Kyai Dahlan selalu berpikir, kenapa ummat Islam itu kebanyakan bodoh… miskin…bahkan dijajah oleh Belanda. Pdhal Islam itu agama yg benar, Islam pd zaman Rasulullah saw mampu merubah masyarakat jahiliah menjadi masyarakat yg maju. Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin.
Adalah hal yg menarik, Kyai Dahlan tidak pernah menyalahkan penjajah, tetapi Kyai Dahlan berfikir kenapa kita bisa dijajah. Kyai Dahlan bermuhasabah berfikir dengan segala kesungguhan dan berkesimpulan “Inilah Dahlan ulama bodoh, ulama suuk yg tidak mampu membawa masyarakat untuk maju”. Maka mulailah Kyai Dahlan mengajak para murid nya utk memahami Islam dengan sebenarnya dan kemudian membuat amal nyata. Meski kelihatan sepele, memberi makan dan menyantuni anak yatim dan fakir miskin. Tetapi itu adalah perbuatan nyata, melepaskan sebagian hak yg kita punya untuk orang lain.
Amar Ma’ruf Nahi Munkar secara keseluruhan tetap diserukan, dalam hal melawan kemungkaran, Kyai Dahlan mengajak ummat untuk menerangi nafsu yg sering menguasai diri seseorang, sehingga orang tersebut melakukan kebodohan, seperti perbuatan TBC (tahayul, bid’ah, khurafat).
Alhamdulillah di suasana pandemi Covid-19, Muhammadiyah melakukan amal nyata, membantu mereka yg terdampak dari segi sosial dan ekonomi juga kesehatan. Di Kampung Kauman, kampung tempat lahirnya Muhammadiyah berdiri ASDC 19 K (Aksi Sosial Dampak Covid 19 Kauman) melakukan pengumpulan dana untuk membantu kebutuhan pokok warga. Dalam suasana milad ini, mengadakan gerakan “nglarisi warung tetangga” dengan membagi kupon untuk membeli kebutuhan pokok di warung tetangga.
Jadi mari kita menyambut milad Muhammadiyah dengan gerakan nyata dan muhasabah, karena persoalan tak akan selesai dengan “grenengan dan ngrasani” atau juga hanya “menyebar kebencian” di media sosial.
Untuk itu di peringatan milad ke 111 marilah kita mencontoh Kyai Dahlan, tidak perlu lagi kita hanya memaki dan menyalakan orang lain.(Eka)