MTs Muhammadiyah Karangkajen
Dari Masa ke Masa

MTs Muhammadiyah Karangkajen semula bernama Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah Karangkajen karena memang merupakan madrasah fillial dari Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah yang berpusat di kampung Notoprajan Yogyakarta. Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah Karangkajen mempunyai 6 tingkatan kelas ; yakni kelas 1 s.d 3 tingkat Tsanawiyah dan kelas 4 s.d. 6 tingkat Aliyah dengan para peserta didik perempuan. Penyelenggaraan KBM ini berlangsung sekitar tahun 1970an sampai dengan 1980an yang berlokasi di gedung milik Yayasan Walfajri kompleks masjid Al-Irsyat Kampung Karanganyar atau alamat tepatnya Jl. Sisingamangaraja No. 23 Yogyakarta.

Pada tahun-tahun tersebut di sekitar lokasi banyak anak-anak usia sekolah tingkat SMP tidak sekolah karena terkendala biaya, karena memang anak-anak tersebut berasal dari keluarga menengah kebawah. Berkaca dari hal tersebut pengurus Muhammadiyah Cabang Mergangsan mempunyai gagasan untuk merekrut anak-anak tersebut agar bisa sekolah di madrasah. Maka dari itu Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah Karangkajen harus memisahkan diri dari Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah Pusat. Setelah mendapat persetujuan dari para pengurus Madrasah Mu’alimat Muhammadiyah tingkat pusat, maka pada tahun pelajaran 1983/1984 mulai berdiri sendiri dan berganti nama menjadi Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Muhammadiyah Karangkajen Yogyakarta. Sejak tahun pelajaran tersebut MTs Muhammadiyah Karangkajen menerima peserta didik putra dan putri. Pada tahun pertama penerimaan siswa baru MTs Muhammadiyah Karangkajen berhasil mendapatkan peserta didik sekitar 30 orang.

Seiring waktu bergulir, keberadaan MTs Muhammadiyah Karangkajen tidak selalu berjalan mulus karena harus mencari dana untuk pembiayan proses Kegiatan Belajar Mengajar yang tidak sedikit. Pengadaan keuangan terus diupayakan dengan meminta shodaqoh, zakat dan infaq kepada para dermawan di Yogyakarta maupun luar kota Yogyakarta setiap bulan Romadhon, mengandalkan SPP dari para siswa itu tidak mungkin, mengingat para peserta didik berasal dari keluarga menengah ke bawah. Bahkan kebanyakan siswa adalah asuhan dari Yasika dan PAY Putra Muhammadiyah. Bantuan pendanaan dari manapun tidak ada, baik dari swasta maupun pemerintah.

Pendanaan terus diupayakan permasalahan yang lainpun bermunculan, yaitu gedung yang selama ini dipakai untuk KBM, diminta oleh Yayasan Walfajri. Sehingga Pimpinan Cabang Muhammadiyah harus mencari gedung pengganti untuk memindahkan MTs Muhammadiyah Karangkajen ketempat yang baru, maka ditunjuklah untuk sementara ditampung di Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Lowanu. Bertepatan dengan tanggal 3 Agustus 1987 Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Muhammadiyah Karangkajen pindah di lokasi baru; yaitu Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Lowanu Yogyakarta, menempati sisi utara bekas tempat praktik ketrampilan anak-anak panti asuhan.

Waktu terus bergulir, dari waktu kewaktu madrasah terus berbenah diri meningkatkan mutu dan hubungan kepada masyarakat. Ternyata untuk memajukan sebuah madrasah memang tidak mudah, Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah yang diharapkan bisa seiring sejalan berkembang bersama harus fakum salah satu karena tidak ada siswanya. Tahun terakhir Madrasah Aliyah Muhammadiyah Karangkajen 1991 bersiswa kelas 3 sebanyak 5 orang.

Madrasah Tsanawiyah dari tahun ketahun semakin banyak peminat, kapasitas tempat tidak memadai dan lingkungan pembelajaran kurang mendukung. Alhamdulillah dari banyaknya kendala yang ada, ternyata ada dermawan dari Kampung Kaarangkajen dengan ikhlas mewakafkan hartanya berupa sebidang tanah seluas 1400 m2. Tanah wakaf tersebut tidak segera dimanfaatkan karena ada beberapa hal antara lain pendanaan. Waktu terus berjalan, usaha-usaha pencarian dana telah dilakukan namun belum mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Pembentukan panitia pembangunan gedung MTs Muhammadiyah Karangkajen berkali-kali telah diupayakan tetapi tidak bisa terealisasi dengan baik.

Bapak KH. Abullah Hadi seorang tokoh masyarakat Kampung Karangkajen mengambil inisiatif membangun gedung MTs Muhammadiyah Karangkajen dengan biaya pribadi. Kepanitiaan pembangunan yang ditunjjuknya bisa terlaksana dengan baik, maka segala macam perlengkapan pembangunan segera diadakan, gambar rencana bangunan dan biaya tidak ada kendala.

Pembangunan fisik pergedungan diawali dengan pengurukan lahan. Tanah uruk diambil; dari daerah pegunungan Sindet dan Gunung Sempu Kabupaten Bantul yang menghabiskan tanah uruk berpuluh-puluh truk. Setelah pengurukan selesai, maka disusunlah panitia peletakan batu pertama pembangunan gedung MTs Muhammadiyah Karangkajen Yogyakarta.

Tepat tanggal 6 Oktober 2003 diselenggarakan acara peletakan batu pertama oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta yang diketuai oleh Bapak KH. Marwazi, dan dimeriahkan pula oleh paduan suara ibu-ibu Pimpinan Ranting Aisyiyah Karangkajen Yogyakarta.

Lokal pembelajaran yang dibangun adalah : 3 unit local kelas masing-masing berukuran 9 x 8m, 1 unit local ruang guru dan kepala madrasah berukuran 12 x 4,5m, 1 unit ruang computer berukuran 12 x 4,5m, 5 unit kamar mandi masing-masing berukuran 1,5 x 2,5m, 1 unit mushola berukuran 6 x 6m, Tempat wudhu berukuran 8 x 2m, 1 unit rumah penjaga berukuran 6 x 6m.

Pembangunan gedung MTs Muhammadiyah Karangkajen dianggap selesai dan bisa dipakai sebagai tempat proses pembelajaran. Pembangunan tersebut menelan waktu berkisar 1 tahun dan meskipun tembok gedung belum dicat, proses pembelajaran harus pindah ke gedung yang baru Biaya yang telah dikeluarkan untuk pembangunan gedung tersebut berkisar 350 juta rupiah.

Pemindahan dari Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Lowanu ke tempat gedung yang baru, yaitu di Jalan Sisingamangaraja Gg. Kalijaga No. 4 Karangkajen Yogyakarta berlangsung tanggal 22 Desember 2004. Meskipun hanya bersifat sementara, MTs Muhammadiyah Karangkajen menempati/menumpang di PAY Putra Muhammadiyah Lowanu selama kurang lebih 17 tahun (3 Agustus 1987 s.d. 21 Desember 2004).

Menyusul kesempatan berikutnya membangun beteng/pagar dan pintu gerbang sebagai sarana keamanan. Pembangunan beteng/pagar tersebut direncanakan akan menelan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu panitia pembangunan gedung dan pengurus PCM Mergangsan bermaksud menghimpun dana dari masyarakat. pengumpulan pembangunan benteng ini dihimpun dari masyarakat/umat Islam wilayah Kecamatan Mergangsan yang antusias pada MTs Muhammadiyah Karangkajen. Penghimpunan dana dilakukan dengan menyelenggarakan pengajian oleh Bapak Drs. H. Sunardi Sahuri. Pada akhir penyelenggaraan pengajian penghimpunan dana terkumpul dana berkisar 64 juta rupiah dan beberapa puluh semen. Selanjutnya beteng dibangun dan menelan waktu sekkitar 4 bulan.

Dalam kurun waktu 30 tahun (1983 s.d. 2013) MTs Muhammadiyah Karangkajen mengalami beberapa kali pergantian pemimpin. Para personal yang memimpin tersebut definitive dari Kemenag. maupun dari kalangan personal MTs Muhammadiyah Karangkajen Yogyakarta.

Berikut adalah personal yang pernah memimpin MTs Muhammadiyah Karangkajen Yogyakarta : Bp. Drs. M. Fardan HB. (non devinitif, memimpin Juli 1983 s.d. September 1992), Bp. Drs. Makmur (Non Devinitif, memimpin Oktober 1992 s.d. Oktober 1998), Bp. Udjang Mochtasor, A.Md. (Devinitif, memimpin November 1998 s.d. Januari 2001), Ibu Intan, BA. (Non Devinitif/dilantik oleh PDM Kota Yogyakarta, memimpin Februari 2001 s.d. Juni 2003), Bp. Drs. M. Yazid (Devinitif Kemenag, memimpin Juni 2003 s.d. April 2013).